Sweet Moment To 20th Years
2 tahun telah berlalu semenjak Aldo meneruskan studinya
ke Amerika. Dan kini dia berkunjung ke Indonesia untuk liburan awal musim dingin. Selama aku dan Aldo tak pernah bertemu,
kami masih saling memberi kabar meski tak setiap waktu. Entah mengirim pesan via email, socmed (social media), atau telepon.
Sore ini tepatnya pukul 16.00 WIB
dia memintaku menunggu di tempat biasa, tempat dimana aku dan Aldo saat masih
SMA nongkrong di Chocolate Café.
Kini aku
bersiap-siap untuk berangkat ke Café itu, dan entah mengapa jantungku
berdebar-debar lebih cepat dari sebelumnya. Mungkin karena hari ini adalah kali
pertamaku bertemu dengan Aldo setelah sekian lama tak pernah bertemu.
30 menit dalam perjalanan, sekarang
aku harus mencari meja yang masih kosong. Kulihat di dekat jendela adalah
tempat yang cocok.
“Permisi mbak,
apa ada yang ingin dipesan?”, Tanya waiter yang menghampiriku sembari
menunjukkan menu.
“Oh iya, saya
pesan coklat panasnya 1 aja dulu.”
“Baik mbak.”
Sambil menunggu
pesanan dan Aldo datang, aku hanya duduk dan melihat arah luar jendela.
Berharap dia muncul disaat itu juga.
Hampir 15 menit berlalu, coklat
panas telah ada di hadapanku, namun Aldo belum juga datang. Sejujurnya aku tak
suka menunggu, khususnya ketika di sebuah tempat, dan aku duduk sendirian. Tapi
karena dia yang kutunggu, aku harus bisa bersabar seperti dulu saat ia
menungguku.
Terlihat
handphoneku yang menyala, aku fikir pesan dari Aldo. Tapi ternyata bukan, yang
ada malah pesan promosi dari operator perdanaku. Dan aku pun mencoba
menghubunginya, namun nomor yang kutuju sedang sibuk. Akhirnya aku hanya
mengirim pesan padanya.
Jam
tanganku telah menunjukkan pukul 16.30 WIB, aku mulai jenuh untuk 30 menit ini.
Dulu ia tak pernah telat dalam hal apapun, meski kegiatan yang ia punya bukan
kepentingannya. Mungkinkah waktu dan kondisi telah membuatnya menjadi orang
yang berbeda?
Tiba-tiba saja
di dekat pintu masuk, aku melihat sosok yang tak asing bagiku. Ah itu Aldo !
“Aldo!”,
panggilku. Dia pun menghampiriku dengan senyumnya yang khas.
“Maaf aku
terlambat.”
“Iya gapapa,
kamu duduk dulu. Pesan sesuatu.”
“Hm.. maaf aku
nggak bisa lama-lama, ada hal yang masih harus kulakukan. Kamu apa kabar? Udah
lama banget ya kita nggak ketemu.”,ucapnya. Entah ini hanya perasaanku saja atau memang dia
benar-benar berubah.
“Oh gitu..
Alhamdulillah aku baik. Iya lama banget, dan pasti segala sesuatunya banyak
yang berubah yaa..”, celetukku.
“Kamu benar. Oh
iya, aku harus pergi. Maaf ya aku gak bisa lama disini”, ucap Aldo to the point.
“E.. tapi,
kamu…”, tanpa mendengarkanku terlebih dulu, ia langsung meninggalkanku dengan
sapanya.
Aldo pergi
begitu saja, benar-benar tak disangka jika pertemuanku akan seperti ini.
****************
Hari ini hari Minggu, dan segala
kegiatanku sedang off. Saat ini tepat pukul 06.00 WIB, dan sebaiknya aku jalan
pagi untuk meringankan pikiranku. Kulihat handphoneku juga sedang sepi, tak ada
sms atau telepon, lengkap sudah.
Aku bergegas untuk berjalan menuju taman dekat alun-alun.
“Viraa..”, terdengar ada yang
memanggilku.
“Oh Ani. Apa
kabar kamu? Hih aku kangen kamu loh !”, ucapku pada sahabat lamaku si Ani Dwi Aristya.
“Aku baik kok,
kamu juga apa kabar? Baik juga kan? Aku juga kangen.”, ucapnya sambil mencubit
pipiku.
“Iyaa aku baik.”
“Oh iya, bulan
ini sekolah yang di luar negeri sedang liburan awal musim dingin kan? Gimana
sama Aldo? Masih sama Aldo kan? Dia udah pulang?,”tanyanya tanpa henti.
“Ani sayang, kalau kamu nanya harus satu per satu dong. Nanti
kalau misalnya kamu punya anak, trus kamu nanyanya kayak gitu, apa yang bakal
dia lakukan? Pastinya melongo lihat ibunya begini. Haha..”
“Vira apa’an
sih. Haha nggak lucu deh! Eh, gimana Aldo?”
“Iya dia pulang
kok, kemarin sore aku bertemu dengannya.”
“Oh bagus deh,
langgeng yaa..”, ucap Ani.
“Iya, semoga.
Aamiin. Makasih yaa..”
“Ok, aku pulang
dulu ya, dirumah ada acara. Maaf ya.. Daa Viraa..”
“Iya gapapa, daa
Anii..”. Dan kini aku juga harus pulang. Seandainya Ani tahu apa yang terjadi
kemarin, mungkin dia segera menghubungi/menuju rumah Aldo.
*************
Aku bersandar pada dinding kamarku,
kulihat kalender ternyata 3 hari telah berlalu. Sore nanti aku akan pergi ke
kampus, dan sekarang aku akan menyelesaikan tugas kuliahku.
Rasanya ada yang
ganjil di hari yang biasa ini, tak ada satu pesan yang kuterima. Mungkin mereka
telah melupakanku, termasuk Aldo.
“Vira, ibu minta
tolong jemput Dina di sekolah ya. Dia gak ada yang jemput hari ini.”
“Oh iya bu, aku
jemput Dina.”
Menjemput sepupuku Dina dan
mengantarkannya pulang dalam waktu 30 menit. Kini aku akan langsung pulang ke
rumah.
“Assalamuaikum,
Bu..”, ucapku sembari membuka pintu rumah.
“Vira happy
birthday..”, ucap Ani.
“Selamat ulang
tahun Vir. Selamat hari bertambahnya tua, hehe..”, ucap Della.
“Ya ampun
kalian. Aku nggak nyangka kalian masih mengingatku, aku fikir kalian udah
ngelupain aku.”
“Hehe ya nggak
bakalan dong. Kita kan triple angels. Hahaha !”, celetuk Ani.
“Kata-katamu
menggelegar lagi deh ! Wkwk.”,
ucapku. Dan tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang…
“Vira sayang, happy born day.”, dan
saat aku menengok, ternyata Aldo juga ikut memberiku surprise.
“Aldo.. ehm, iya
makasih yaa.”. .Sungguh aku tak bisa berkata apapun lagi, selain kata terimakasih.
“Oh iya maafin
aku tentang 3 hari yang lalu ya. Aku sengaja ngebuat kamu cegek. Karena aku, Della, dan Ani pengen buat kejutan di hari
spesialmu ini. Pasti kamu udah berprasangka negatif ya?”, ucapnya dengan
senyum.
“Nggak lucu
deh!”, ucapku dengan berpura-pura kesal.
“Ciye ngambek,
ubanmu nanti bertambah lho. Hihi..”, canda Aldo.
“Uban belum ada
kok bilang bertambah, aku kan masih muda.”, jawabku dengan malu.
“Eh besok kita
semua jalan yuk ! Udah lama nih
gak pernah jalan bareng.”, ajak Della.
“Ayoo..!!”, ucap kami serentak.
“Ok, jam 8 pagi
aku jemput kalian semua.”, ucap Aldo.
************
Waktu kemarin telah usai, dan aku
masih tak menyangka jika akan
ada kejutan di hari ulang tahunku, aku terkesan
sekaligus bahagia. Sekarang jam 7 lewat, aku
duduk di teras depan menikmati udara pagi ini, sembari menunggu Aldo
menjemputku.
“Tin..tin..”. Oh
rupanya Aldo sudah datang dengan Avanzanya.
“Pagi, Do..”,
sapaku.
“Kamu kok
senyum-senyum sendiri? Kamu gapapa kan yang?”, ledek Aldo.
“Ah kamu, aku
baik-baik aja. Aku cuma lagi seneng aja, Do.”
“Senengnya
karena apa?”, tanya Aldo.
“Ya aku seneng
karena kalian ngasih aku kejutan yang nggak terduga, dan ternyata kamu nggak
berubah.”
“Kamu ini..
Wajar dong kalau kita semua beri kejutan ke kamu. Aku nggak berubah, aku masih
menjadi orang yang sama kok.”, ucapnya sambil menggesekkan tangannya ke
rambutku.”
“Tin..tin..”, bunyi klakson Aldo.
“Hai Aldo,
Vira.. Selamat pagi ! Ayo kita langsung berangkat, hehe..”, ucap Ani dan Della.
Dan sejak saat
itu kami masih bersama. Aku juga bahagia karena Aldo masih ada disini,
bersamaku sejak kita kelas 1 SMA.
Setelah liburan
Aldo usai, dia akan segera kembali ke Amerika. Dan kami akan saling menunggu
untuk hari esok dan kedepannya.
Komentar
Posting Komentar