Kenangan Terindah :)
“ Sejak Marcell meninggalkan sekolah ini,
aku ngerasa kangen banget sama dia. Apalagi aku tak pernah bertemu dengannya.
“,ucapku dengan wajah cemberut. Sejak saat itu, aku seperti merasa kehilangan
sesuatu yang sebelumnya tak pernah kualami. Marcell adalah cowok yang pernah
satu sekolah denganku, dan aku berselisih dua tahun dengannya. Hingga pada suatu hari..
Siang itu, aku mencoba untuk menghubunginya,
karena perasaanku selalu gelisah tak menentu . Namun, pesan yang kukirimkan
pada Marcell, tak satupun dibalas olehnya. Hmm,, mungkinkah ia telah mengganti
nomornya ? Atau ia memang telah melupakanku?
Perasaanku menjadi tak karuan, hingga pada malam harinya aku dikejutkan
dengan suara dari handphoneku yang
berdering.
“
Hallo, malam. Maaf, apa bisa bicara pada Anne?” , dengan nada yang agak ragu.
“
Iya, ini Anne. Maaf dengan siapa ini?”, jawabku dengan rasa gugup. Aku merasa
bila mengenal suara itu, namun aku tak
sepenuhnya yakin dengan apa yang kupikirkan.
“Hmm,
siapa lho anak yang saat ini dekat denganmu?” , tanyanya dengan riang. Aku semakin bingung disertai rasa heran,
karena cowok yang menelponku berbalik tanya kepadaku.
“Hmm,
siapa iya? Yang dekat denganku nggak cuma satu orang saja, jadi berikan
petunjuk agar aku dapat menebak siapa kamu ! “ .
“Oh,
jadi seperti itu. Baiklah, aku berselisih dua tahun darimu. Apakah kamu sudah
tahu?”.
Aku
terkejut dan dengan perasaan ragu-ragu
aku menjawab, “ Hmm, apa benar kamu Marcell? “
“Nah
itu kamu tahu ! Oh iya, maaf ya aku nggak bisa balas semua pesanmu. Karena aku
sedang tidak ada pulsa.”.
Seketika itu hatiku menjadi sangat gembira, tak
menyangka bahwa Marcell akan menghubungiku.
“Oohh,
nggak apa –apa kok ! Aku sudah punya firasat seperti itu sejak tadi. Apalagi
aku hanya ingin mengirim pesan yang biasa saja kepadamu .” , jawabku dengan
riang.
“Hmm,
begitu.. Ann, bila aku tak membalas pesan darimu, berarti aku sedang tidak ada
pulsa. Dan kalau aku sudah punya pulsa, aku pasti akan menghubungimu .” ,
jawabnya dengan suatu kepastian.
Pembicaraanku
dengan Marcell memang hanya beberapa menit, namun aku sudah cukup merasa
bahagia.
**********
Tak terasa bila kedekatanku dengan
Marcell selama ini akan menjadikan suatu ikatan yang lebih dari sekedar teman
biasa. Sungguh aku tak menyangka, bila saat itu Marcell mengatakan isi hatinya
padaku untuk yang kedua kalinya. Namun, kali ini aku tak bisa menolak dan
membohongi perasaanku sendiri bila aku mulai menyayanginya. Entah keputusan ini
tepat atau tidak, karena aku hanya ingin mengikuti kata hatiku.
Hampir dua bulan telah kulalui, dan
kini aku merasakan adanya perubahan sikap yang berbeda dari Marcell.
“Akhir-akhir
ini sikapmu berbeda, berubah menjadi aneh padaku. Sebenarnya ada apa denganmu,
apakah kamu sedang ada masalah?” , tanyaku dengan cemas.
“
Nggak kok, nggak ada apa-apa ! “ , jawab Marcell dengan ketus.
Aku
sampai tak habis pikir, mengapa Marcell menjawab pertanyaanku dengan nada ketus
seperti itu ? Pertama kalinya ia
mengatakan sesuatu dengan ketus dan cuek seperti itu, hingga akhirnya
hubunganku semakin memburuk dan semakin jauh. Entah apa yang terjadi aku tak
tahu, mungkin perasaannya padaku telah lenyap secara perlahan.
Keesokan harinya aku mencoba untuk
mengirim pesan padanya, namun ia tak membalas satu pesanpun . Dan saat aku menghubunginya,
yang ada ia malah menolak panggilanku.
Kini jam dinding telah menunjukkan pukul tujuh malam, aku mencoba sekali
lagi mengirim pesan padanya untuk meminta kepastian dan keterangan yang jelas.
“
Hey, malem ! Cell, aku mau ngomong
sesuatu denganmu, penting !! “, ucapku to
the point.
“
Memangnya kamu mau ngomong apa? “ , ucapnya dengan singkat.
“
Mengapa sikapmu berubah padaku ? Saat kau membutuhkanku, aku selalu ada untukmu
. Namun mengapa disaat aku membutuhkan kehadiranmu, kau tak pernah ada untukku
?! Sama saja kau datang padaku disaat
perlu ! Kalau memang perasaanmu untukku telah lenyap dan kau telah menemukan
penggantiku, pergilah ! Aku takkan mencegahmu, dan aku akan merelakanmu
pergi. Tak perlu kau berdusta pada
dirimu sendiri, karena semua itu akan menyiksa dirimu dan hatimu. Termasuk aku
! “.
Semua
kata-kata itu kuucap tanpa basa-basi, meski sebenarnya aku tak sanggup. Aku tak
tahu apa yang Marcell rasakan, karena dia tak pernah bisa untuk dimengerti. Namun
sesaat itu aku merasakan sesuatu dalam hatiku, seperti rasa sakit yang pertama
kalinya kualami. Hingga pada akhirnya ia
hanya mengucapkan dua kalimat terakhir untukku.
“
Kalau memang semuanya sudah seperti ini , ya sudah ! Jadi hubungan ini cukup
sampai disini.” , ucap Marcell.
Aku
tak menyangka bila ia mengucapkan kalimat itu tanpa pikir panjang, hingga tak
terasa bila kelopak mataku mulai hangat dan setetes beningpun jatuh membasahi
kedua pipi. Sesungguhnya hati ini masih berat untuk melepasnya, namun aku harus
menjalani semua yang ada. Berusaha untuk tegar menghadapi semua masalah, karena
semua itu adalah keputusanku juga.
Keesokan harinya, aku masih saja
memikirkan hal itu. Kejadian yang kuingat dan dapat membuatku terluka,
menjadikan aku termenung di pagi hari yang sejuk ini. Mengapa semua ini harus
terjadi kepadaku, hingga aku dapat merasakan rasa sakit yang sangat dalam?!
Namun aku menyadari, ia akan lebih bahagia bila kita melepasnya .
**********
Satu bulan telah kulalui tanpa
adanya Marcell disisiku, aku tak menyangka bila sampai saat ini perasaanku
masih untuknya. Telah kucoba berulang kali untuk melupakannya, namun semua itu hanya sia-sia. Bayangannya
selalu datang menemaniku, disetiap waktu dan dimanapun aku berada. Namun semua ini mampu membuatku merasa tenang,
meski aku menyadari semua itu hanya semu. Dan kini aku juga mulai terbiasa
melawan kesepian tanpa dirinya.
Entah mengapa aku merasakan adanya perasaan
yang masih kusimpan untuknya, belum pudar sedikitpun dan dapat bertahan lama
hingga saat ini. Mungkin karena pertama kalinya aku dapat menyayangi seseorang
dengan rasa yang tulus, dan terasa berbeda untukku. Ada sesuatu yang belum Marcell ketahui,
karena aku tak sanggup untuk mengatakan semua itu. Hal itu hanya aku yang tahu, dan hanya aku
yang dapat merasakannya.
“ Aku akan mengenangmu, Marcell . Dalam
hatiku akan ada satu kenangan yang tak mudah terlupakan, yaitu kisah antara kau dan aku . Aku akan
selalu merindukanmu dan menyayangimu hingga batas akhir kesanggupanku menjalani
semuanya. Namun, jangan kau ragu untuk melangkah, karena aku takkan membuatmu
bimbang akan diriku yang masih menyayangimu. Aku berharap kau akan mendapatkan
seseorang yang mampu mengertimu serta menyayangimu dengan sepenuh hati. Takkan
pernah meninggalkanmu, dan akan selalu dapat menjaga perasaanmu. Meski rasa
perih masih dapat kurasakan, namun akan kututup dengan perlahan walau membutuhkan
waktu yang cukup lama. Dan aku akan menjadikanmu sebagai kenangan terindah yang
akan tersimpan baik dalam sebuah memori, sehingga aku bisa merasakan kembali
saat indah itu bila aku menginginkannya, dan akan kuingat sampai kapanpun. “ ,
ucapku didepan cermin.
Sesungguhnya
aku ingin mengatakan semua hal itu pada Marcell, namun aku takut bila aku tak
mampu menahan air mataku. Akupun juga tak ingin ia tahu bila disini aku
menangis karena terluka, hingga perih yang kurasakan. Namun, aku meyakini bila
perasaanku untuknya takkan mudah terhapus oleh ruang dan waktu. Karena dia lah kenangan terindah untukku.
Komentar
Posting Komentar