Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Si Inspirasi

    Kalian tak asing bukan, dengan kata inspirasi? Yah, itu adalah sebuah pandangan kalian menuju hal baru. Si inspirasi bisa kita sebut dengan pemberi ide. Inspirasi dapat kita peroleh darimana dan kapanpun. Misalnya dari keluarga, sahabat, lingkungan, atau dari seseorang yang spesial dalam hidup kita. Namun tidak hanya itu, karena alam pun dapat memberi inspirasi bagi kita.     Bagiku, alam lebih dapat memberi inspirasi. Karena disanalah pikiran, hati, dan perasaan kalian menjadi tenang nan damai. Aku bukanlah orang yang terbiasa mendaki pegunungan atau semacamnya, bukan pula seorang pecinta alam sejati. Namun aku tertarik ketika semua hal menyatu dengan mereka, si alam bebas.     Ketika berada di alam bebas, bukan hanya kesenangan yang didapatkan. Namun ketika jiwamu juga menyatu dengan keadaan dan suasana alam itu sendiri. Dalam keheningan suasana dan udara sejuk yang menyelimuti, rasakan semua yang ada menyatu dengan pikiran dan hatimu. Dan kau 'kan menemukan jalan keluar dari

HUJAN ^^

hujan.. kau datang dengan tak pasti terkadang itu pula waktu tak dapat menentukan entah di pagi, siang, ataupun di malam hari datang tak terduga namun memberi tanda akan keberadaanmu mendung, yah itulah pertanda yang kau berikan dan sebuah guntur yang ditakuti akan suaranya yang menggelegar hujan.. ku tahu kau hanyalah tetesan air yang jumlahnya tak terhitung namun bagi semua makhluk kau sungguh berarti berarti untuk segala hal tahukah kau? terkadang karenamulah seseorang terdiam, merenungi segala hal dan memandangimu jatuh dari langit itu megundang kesedihan , namun juga memberi keceriaan hujan.. kau dapat membangkitkan segala kenangan mereka mulai dari mereka yang rindu, yang terlupa, dan kenangan mereka yang takkan terulang kau memberi suasana, mengubah perasaan menjadi terhanyut karena kehadiranmu oh Sang Pencipta , terimakasih atas pemberianMu ..

Bertahan dan Melepaskan

        Hari ini adalah hari Minggu, tepatnya 10 Mei. Dan ke-9 bulannya Dhea dengan Indra. Yah, bila saat itu hubungan mereka masih berjalan . Dhea adalah anak yang periang, ia selalu disenangi teman-temannya. Namun.. sejak saat Indra meninggalkannya, Dhea seperti dikelilingi awan mendung, jarang tertawa dan lebih sering menjadi pendiam. Dan suatu hari saat dijalan...           “Dhe.. coba lihat itu . Itu Indra, bukan?” , ucap Dini sahabat Dhea. “Hmm.. masa sih? Mana?” , kata Dhea dengan suara lirih. “Itu ! Yang menaiki motor hitam dengan helm merah, dan memakai kaos hitam.” “Oh itu ya?” , jawab Dhea dengan singkat. “Iya Dhee..” Seketika itu Dhea tak berbicara apapun, dia hanya diam sambil menatap Indra yang ada di seberang jalan. Dhea pun menundukkan kepalanya, dan segera membalikkan badannya. “Sudahlah, ayo kita pergi. Aku ingin pulang.” , ucap Dhea “Hmm.. kamu baik-baik aja kan?” , kata Dini sambil merangkul pundak Dhea. Sebenarnya, Dhea ingin sekali berteriak

Jangan Kembali

Pergilah seperti waktu yang cepat berlalu,  jangan tinggalkan jejak . Seperti pasir di gurun yang dihembuskan angin, dan menghilangkan segala jejak yang ada. Agar aku mampu cepat melupakanmu,  dan melupakan semua kisah ini. Agar aku juga tak perlu merasakan dirimu bila kuingat tentangmu yang pernah ada, dikehidupanku . Menjauh ! Pergi ! Dan jangan kembali ! Cukup untuk kali ini tentang dirimu. Dan kau yang meminta maaf padaku, sudahkah kini kau sadar? Sadar akan keegoisan yang pernah kau perbuat . Meski ku 'tlah memaafkanmu, namun kuingin kau merasakan apa yang pernah kurasakan . Sakit pengabaianmu, tersiksa karena sikapmu !

Kenangan Terindah :)

“ Sejak Marcell meninggalkan sekolah ini, aku ngerasa kangen banget sama dia. Apalagi aku tak pernah bertemu dengannya. “,ucapku dengan wajah cemberut. Sejak saat itu, aku seperti merasa kehilangan sesuatu yang sebelumnya tak pernah kualami. Marcell adalah cowok yang pernah satu sekolah denganku, dan aku berselisih dua tahun dengannya. Hingga pada suatu hari.. Siang itu, aku mencoba untuk menghubunginya, karena perasaanku selalu gelisah tak menentu . Namun, pesan yang kukirimkan pada Marcell, tak satupun dibalas olehnya. Hmm,, mungkinkah ia telah mengganti nomornya ? Atau ia memang telah melupakanku?   Perasaanku menjadi tak karuan, hingga pada malam harinya aku dikejutkan dengan suara dari   handphoneku yang berdering. “ Hallo, malam. Maaf, apa bisa bicara pada Anne?” , dengan nada yang agak ragu. “ Iya, ini Anne. Maaf dengan siapa ini?”, jawabku dengan rasa gugup. Aku merasa bila   mengenal suara itu, namun aku tak sepenuhnya yakin dengan apa yang kupikirkan. “Hmm, siap