Kali Terakhirku Melihatnya



       Siang ini tepatnya pukul 13.30 WIB , Mawar bergegas untuk pergi ke tempat yang telah direncanakan sejak dua hari yang lalu. Ke tempat dimana dia bisa menenangkan pikirannya.
Persiapan pun selesai. Tas dengan barang-barangnya, dan motor yang siap dinyalakan mesinnya.
          Mawar pun berangkat dengan gembira. Entah apa yang saat ini dipikirkannya, karena dia begitu ingin mengunjungi ke suatu tempat yang dia sebut sebagai taman bunga.

***********

Dalam perjalanan, kepala Mawar terasa sakit. Dia segera menghentikan motornya dipinggir jalan, lalu mencari obat penghilang rasa sakitnya.
“Alhamdulillah, kepalaku sudah tak terasa sakit. Ya Allah kumohon jangan biarkan rasa sakit di kepalaku muncul lagi untuk saat ini..”, ucap Mawar merintih.
Rasa sakit di bagian kepala Mawar memang seperti rasa sakit biasa, namun sebenarnya tidak.
          Mawar melanjutkan perjalanannya, dan sekitar 30menit kemudian dia sampai pada tujuannya. Mawar mencari tempat untuk memarkirkan motornya, lalu dengan tenangnya dia berjalan menuju arah taman .
Tiba-tiba saja perasaan Mawar menjadi gelisah. Dia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Hal itupun ia lakukan berturut-turut selama tiga kali.

************

Mawar memasuki area taman tersebut, memperhatikan sekelilingnya, dan tersenyum.
“Aku bersyukur karena aku masih bisa mengunjungi tempat ini sekali lagi.” , ucapnya.
Di pojok taman ada sebuah danau, dan Mawar pun tak pernah lupa untuk menengok danau itu. Dia mencari bangku kosong di sekitar danau dekat dengan pepohonan yang rindang.
          Diam, memperhatikan sekeliling, lalu memandangi danau yang diameternya hampir sekitar 40meter. Yah, itu yang dilakukan gadis berumur 16tahun ini.
Beberapa menit kemudian si Mawar menggerabah isi tasnya. Mencari sebuah buku gambar dan pensil. Tiba-tiba saja ketika Mawar menoleh ke arah kanannya, dia tak sengaja melihat Roni berjalan melewati jalan setapak dekat dengan tempat Mawar. Mawar terkejut, hingga dia terus memandangi Roni yang akan berjalan melewatinya.
Pandangan Mawar tak berpaling sedikitpun membuat pria itu melihat kearah Mawar yang duduk di bangku taman dengan membawa buku gambarnya. Mawar tercengang, dia tersipu malu karena tak sengaja terus memandangi Roni yang sedang berjalan. Dan akhirnya, Mawar tersenyum pada si pria itu.
          Tentang perkenalan, Roni adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari hidup Mawar. Hampir 2tahun mereka bersama, namun kini mereka telah terpisahkan karena kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Dan sejak saat itu, hubungan mereka terlihat jauh. Tak ada kedekatan apapun seperti dulu.

*************

          Roni berjalan menghampiri Mawar, dan mereka pun berbincang-bincang.
“Mawar?” , ucap Roni
“eh iya, ini aku Ron..”
“Kamu ngapain disini? Sendirin pula.” , tanya Roni
“Hmm..aku hanya ingin mengunjungi tempat ini sekali lagi. Kamu sendiri?”
“Aku cuma jalan-jalan aja kok. Tumben banget kamu pergi ke tempat ini sendirian? Kenapa?”
          Seketika pertanyaan itu terlontar dari Roni, dengan jujur pun Mawar menjawab, “Aku kangen kamu..”
Roni terkejut dengan ucapan Mawar, dia menengokkan kepalanya ke arah Mawar dengan tatapan yang penuh tanda tanya.
Tiba-tiba saja Roni menundukkan kepalanya, seakan memiliki beban yang ingin sekali dikatakan.
          Suasana menjadi hening, senyap tanpa pembicaraan. Hingga beberapa detik kemudian..
“Aku rindu kebersamaan kita yang dulu. Kamu yang dulu, kita yang dulu masih baik-baik saja. Entah kenapa kita bisa seperti itu hanya karena kesalahpahaman, atau apalah itu.” , ucap Roni.
“Maafku mungkin tak bisa membuat semuanya kembali normal dan baik-baik saja seperti dulu. Tapi tidak mungkinkah jika kita memperbaiki semua dari nol lagi?”, sela Mawar.
“Mungkin tidak. Untuk apa? Agar kamu bisa melukai perasaanku lagi? Kamu tau perasaanku saat itu bukan? Hatimu saja sakit, apalagi aku?!” , jawab Roni dengan penjelasannya.
          Mawar merasa tersentak dengan ucapan Roni. Dia menarik nafas panjang, dan berkata ,”Apakah kesempatan untukku kembali bersama sudah tak ada lagi? Apakah tak ada kesempatan untukku sebelum aku sudah tak ada? Ya sudahlah, tak apa. Aku senang karena bisa melihatmu lagi di tempat ini. Dan mengobrol seperti ini lagi belum tentu dapat terulang kan..”
Kali ini si Roni tak mengerti apa maksud ucapan Mawar seperti itu. Semua perkataan Mawar pun layaknya perpisahan untuk Roni.
          Kini Mawar berpamitan pada Roni untuk segera pulang, karena hari sudah sore. Dia membereskan buku gambarnya, dan mereka berpisah di tempat itu.

*************

          Tepat pukul 16.30 WIB kepala Mawar mulai terasa lebih sakit dari biasanya, dia segera mencari obat di dalam tasnya. Namun karena tak kuasa menahan sakit, Mawar jatuh pingsan. Ibunya yang tahu akan kondisi anaknya itu segera memanggil supir pribadinya. Segeralah mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit.
          Sesampainya di rumah sakit, dokter segera memeriksa kondisi Mawar. Hampir 1 jam terlah berlalu, namun dokter belum juga keluar dari ruangan Mawar dirawat. Ibunya gelisah, mondar-mandir dari pintu ruangan Mawar hingga ujung ruang tunggu. Dan beberapa saat kemudian si dokter keluar dari ruangan Mawar.
“Bu, sebelumnya saya mohon maaf. Kondisi Mawar sudah kritis. Kami sudah melakukan semampu kami, namun saat ini kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini anak ibu sedang berjuang mempertahankan hidupnya untuk melawan kritis. Namun semua ditentukan pada Yang Maha Kuasa.”
Ibu si Mawar tak kuasa menahan tangis, beliau pun juga segera menghubungi keluarganya. Kini mereka berserah pada Tuhan, berdoa untuk Mawar agar diberi kesembuhan dari kritisnya.
          Malam telah tiba, dan saatnya Roni memejamkan mata. Tiba-tiba saja sosok Mawar muncul dalam mimpi Roni.
“Roni, kamu jangan lupain aku ya seandainya aku pergi nanti. Mungkin aku bakalan kangen sama kamu, mungkin juga aku ingin bertemu kamu selama aku masih bisa.” Dan Roni terbangun dari mimpinya.
“Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa mimpiku ada sosok Mawar yang mengucapkan kalimat perpisahan?”, gumam Roni.
Pikiran Roni semakin tak tenang, namun ia berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali.

************

          Esok paginya di sekolah..
“Kenapa perasaanku jadi nggak karuan gini, ada apa dengan perasaanku ya Allah..”
Perasaan yang tak karuan ini tertuju pada Mawar. Entah mengapa sampai saat ini ikatan batin dari jiwa mereka masih kuat meski telah terpisah. Mungkin semua ini karena perasaan mereka yang begitu tulus dan kuat. Hingga ketika salah satu dari mereka terjadi sesuatu, satu dari mereka pun ikut merasakannya.
          Beberapa jam setelah pulang sekolah, Roni menghubungi Mawar, bermaksud untuk menanyakan keadaannya. Namun sayangnya pesan dan telepon tak satupun dibalas Mawar.
          Jarum jam telah menunjukkan pukul 9 malam, dan Roni masih mencoba menghubungi Mawar. Tiba-tiba..
“Halo selamat malam. Maaf dengan siapa ini?”
“Oh saya Roni, maaf apa Mawarnya ada?”
“Dek Roni, tante minta maaf. Saat ini Mawar di rumah sakit. Keadaannya kritis.”, jawab ibu Mawar dengan sedih.
“Mawar dirumah sakit? Dia sakit apa tante?”
“Loh, dek Roni nggak tahu? Mawar sudah mengidap penyakit kanker otak semenjak 1tahun yang lalu.”
          Roni terkejut mendengar hal itu secara langsung dari ibunya. Ia tak menyangka bila selama ini Mawar mengidap kanker otak. Orang yang pernah menjadi bagian dari hidupnya, bahkan yang selalu mengisi hati Mawar pun tak tahu.

**********

          Hari Minggu ini Roni bermaksud untuk menjenguk Mawar dirumah sakit, namun tiba-tiba handphone Roni berdering.
“kriiing..kriiing....”
“Halo selamat pagi?” , ucap Roni
“Pagi juga dek. Ini tante, ibunya Mawar. Apa dek Roni bisa ke rumah sakit hari ini?”
“Oh iya tante, saat ini saya sudah siap berangkat. Memangnya ada kabar apa tentang Mawar? Apa kondisinya sudah membaik?”, tanya Roni.
“Dek Roni kesini saja agar langsung tahu keadaan Mawar.”
“Baik te, saya kesana.”
          Perjalanan ke rumah sakit ditempuh Roni selama 15menit. Sesampainya dirumah sakit, dia segera mencari ruangan Mawar.
Dari arah kejauhan tampak semua keluarga Mawar menangis terisak-isak. Roni yang tak tahu apapun segera bertanya pada ibu Mawar.
“Tante, maaf. Kenapa tante mennagis?”
“Nak, Mawar sudah tiada.”
“Maksud tante?”
“Iya, Mawar sudah meninggal jam 5 pagi tadi.”
          Roni shock mendengar perkataan ibu Mawar. Dia tak menyangka jika orang yang dia sayang akan meninggalkannya secepat ini, dengan kondisi yang seperti ini pula. Roni terdiam di ruang tunggu. Dia merasa bersalah tentang apa yang terjadi pada dua hari yang lalu. Pertemuannya yang terakhir dengan Mawar hanya membuatnya kecewa. Kesalahan Roni yang sudah membentak Mawar dengan semua perkataannya tak dapat termaafkan oleh dirinya sendiri. Menolak untuk memberi kesempatan yang Mawar inginkan untuk memperbaiki hubungan ini sirna. Tak menyadari seseorang yang benar-benar membutuhkannya, namun menyadari ketika orang itu pergi meninggalkan kita.

Komentar

  1. Miris sekali dengan cerita.ku dulu :( bikin teringat masa lalu :/ tapi keren ceritanya :D

    BalasHapus
  2. aku turut prihatin.. tapi kamu jgn sedih ya :)
    dan terimakasih juga utk komentarnya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenangan Terindah :)

Persamaan dan Perbedaan

Jangan Kembali